Jumat, 04 Maret 2016

LEGENDA MONYET HUTAN BERNAMA "WANA" DAN PUTRI SARI



Oleh: Didi Sopyan S
 (Sejarah UPI)
Dahulu kala di sebuah Kabupaten yang bernama Subang ada seorang gadis cantik yang tinggal di sebuah pemukiman tersembunyi di dalam hutan bernama Sari. Gadis ini sangat terkenal akan kecantikannya. Siapa yang memandangnya pasti akan terpesona melihatnya.
Sari selain memiliki paras yang cantik juga memiliki kepribadian yang baik dan ia dikenal oleh masyarakat di desa tersebut sebagai sosok wanita penjaga kelestarian hutan. Desa yang ditinggali oleh Sari selintas tidak seperti desa pada umumnya. Desa ini persis seperti wilayah yang tak berpenghuni, karena wilayah tersebut hanya di diami oleh segerombolan monyet-monyet hutan yang berkeliaran di dalamnya.
Pada suatu hari datanglah segerombolan orang yang tidak dikenal memasuki desa dan hutan tempat Sari tinggal. Mereka mulai membuka lahan baru, membakar, menebang pohon dan merusak hutan yang ditinggali oleh Sari dan kawanan monyetnya. Sari pun marah dan berbicara dengan seorang pemimpin dari gerombolan itu.
“Siapa kalian?” Sari bertanya.
Seorang laki-laki yaitu pemimpin gerombolan itu kemudian menghampiri Sari dan menjawab pertanyaan Sari “Kami adalah gerombolan penjarah yang akan mengambil alih hutan di sini”. Kemudian Sari pun bertanya kembali
“Mengapa kalian merusak hutan tempat kami tinggal?” pemimpin dari gerombolan mereka pun menjawab kembali pertanyaan dari Sari “Hutan ini bukan milikmu, hutan ini milik semua orang. Jadi semua berhak tinggal di sini.” Kemudian Sari pun menyanggah jawaban seorang pemimpin gerombolan itu
“Memang benar, semua orang berhak tinggal di hutan ini, akan tetapi tidak harus merusak hutan seperti yang kalian lakukan saat ini”. Pemimpin itu pun marah dan bertanya dengan rasa kesal
“Terus apa mau kamu?” Tanya seorang pemimpin gerombolan itu. Sari pun menjawabnya.
“Kalian boleh tinggal di hutan ini, tapi dengan satu syarat”
“Apa syaratnya?” Tanya mereka.
“Syaratnya adalah kalian harus memberbaiki kerusakan hutan ini dengan waktu 40 Hari. Apabila kalian tidak bisa menyelesaikannya maka kalian harus pergi dari hutan ini”.
“Setuju” Kata pemimpin gerombolan itu. Kemudian ia pun mengajukan satu permintaan. Pemimpin gerombolan itu berkata dengan tegas.
“Apabila kami berhasil memperbaiki kerusakan hutan ini, maka kau harus bersedia menikah dengan ku dan tinggal bersama ku di hutan ini, apabila kau tidak setuju maka aku tidak akan bersedia memperbaiki hutan ini”. Sari pun terkejut dengan permintaannya itu, dengan pikiran yang penuh dilematis pada akhirnya Sari pun menyanggupinya dan berkata.
“Baiklah jika itu mau mu, tapi apabila kamu gagal maka kamu akan menanggung semua dosa dan kutukan dari hutan ini, aku hitung dari hari ini sampai 39 hari ke depan”. Kemudian Sari pun pergi dan Pemimpin gerombolan itu sibuk memerintahkan rombongannya untuk bergegas memperbaiki kerusakan hutan yang telah diperbuatnya.
Waktu semakin berlalu, hari demi hari telah dilalui. Sari pun merasa ketakutan dan was-was karena takut diperistri oleh pemimpin gerombolan yang jahat itu. Pagi itu Sari pergi ke sungai untuk mencuci pakaiannya.
 
Setelah Sari pergi, Monyet tua dan seekor tikus itu kemudian merencanakan sesuatu. Sementara di lain tempat pemimpin gerombolan itu tampak senang dan tersenyum optimis usahanya selama 38 hari ini sudah hampir berhasil.


Pada malam hari ke 38 itu, monyet dan tikus membuat rencana untuk bersama-sama menghancurkan tanaman gerombolan itu. Dan saat pagi datang, pemimpin gerombolan itu bersiap-siap dan berdandan untuk menyambut calon istrinya itu. Namun ketika ia akan menunjukan hasil usahanya selama 40 hari itu, tiba-tiba ia terkejut dengan melihat tanaman yang ia tanam hancur dan rusak tak tersisa. Ia pun teriak.

 
Ia pun mengamuk dan kemudian secara perahan-lahan tubuhnya dipenuhi dengan bulu, dan jadilah ia seekor monyet besar. Kemudian Sari pun menemuinya dan berpesan kepadanya agar senantiasa selalu menjaga hutan tempat ia tinggal. Kemudian Sari memberikan sebuah nama kepada monyet besar itu dengan nama “Wana”, kemudian hutan tersebut menjadi sebuah pemukiman yang besar dan asri dengan masyarakatnya yang hidup tentram dan makmur dengan sebuah nama Desa “Wanasari”.

Tidak ada komentar: