Rabu, 28 November 2012

“Siapakah Ibu MARTIN?”




Sosok wanita yang mempunyai sekarung uang ini kini sedang dicari tahu oleh masyarakat petani sawah (padi) yang ada di Kampung Cipacar Desa Padamulya. Ibu Martin begitulah gosip dan bahan pembicaraan setiap warga yang ada di kampung yang sekarang sedang bersitegang antara warga yang tidak ingin sawahnya terkena gusuran lahan pabrik karena sawah tersebut merupakan lahan teknis dengan Kepala Desa Padamulya yang cenderung memaksa agar tanah warga dijual kepada sang investor, ada yang mengaku bahwa yang membeli sawah mereka adalah Ibu Martin. Akan tetapi semua itu belum jelas dan belum jelas pula untuk bangunan apa lahan pesawahan tersebut dipergunakan.
Menurut beberapa pengakuan warga menuturkan bahwa yang memberi DP atau Uang Muka pembayaran sawah tersebut kepada beberapa orang petani Kampung Cipacar adalah Ibu Martin dan Kepala Desa Padamulya hanya sebagai pelantara saja. Entah berapa harga yang sebenarnya, akan tetapi petani hanya menerima uang harga Rp.500.000-Rp.700.000 / bata (itungan orang kampong Cipacar) atau 14 Meter x 1 Meter (1 Bata). Menurut beberapa pengakuan warga Desa Padamulya sebenarnya kepala desa yang sekarang masih duduk sebagai Kepala Desa Padamulya sudah habis masa jabatannya dan sudah harus dilakukan pemilihan kepala desa yang baru dan ada pula sebagian warga yang mengatakan bahwa sekarang kepala desa bukan sosok seorang kepala desa yang melindungi dan melayani masyarakatnya tetapi sudah menjelma sebagai pembisnis. Ungkapan-ungkapan masyarakat di atas menggambarkan kekecewaan dan pertanda bahwa sosok kepala desa mereka sudah bukan harapan mereka lagi, seharusnya seorang kepala desa merasa bahwa apa yang dilakukannya salah dan harus segera diperbaiki agar segala urusan dan pembangunan desa dan masyarakat lebih terarah lagi bukan mengurusi hal-hal yang jauh dari tujuan dan harapan masyarakat banyak.
Kepala desa adalah pemimpin yang ditunjuk langsung oleh masyarakat dan oleh karena itu harus bisa menjadi teladan yang baik dan bisa memimpin masyarakatnya menjadi masyarakat yang cerdas bukan dibodoh-bodohi dengan selembaran uang kertas yang jauh lebih berharga daripada jengkalan demi jengkalan tanah untuk menghidupi anak cucu kita di dalam keadaan pemerintah Indonesia yang sedang krisis pangan ini. Dan untuk investor atau calo atau siapa pun jangan pernah bermain api sebaiknya evaluasi diri dan jangan pernah menjadi orang yang serakah karena serakah adalah sumber kehancuran. Camkan itu dalam hati kalian,,!!

Tidak ada komentar: