Rabu, 28 November 2012

Dibalik Pasca Kebakaran Pasar Tradisional Pagaden “Ada Kisah dan Kasih yang Penting untuk di Baca”



Ditengah himpitan dan semakin tergesernya pasar tradisional oleh swalayan dan mal-mal modern. Pasar tradisional masih tetap eksis dan merupakan pilihan utama bagi masyarakat, walaupun berbagai permasalahan dari mulai kebersihan dan kerapihan masih jadi persoalan. Pasar tradisional merupakan tempat di mana orang bisa bertemu dan menjalin hubungan silaturahmi yang panjang. Sebut saja Ma Jusih (83) seorang nenek yang sudah tua tetapi dia masih mengenal para pedagang langganannya bahkan cenderung “diwariskan” kenalannya tersebut kepada anak dan cucunya agar setia untuk membeli kepada kios kenalannya tersebut. Begitu pula sebaliknya biasanya para penjual kenalan yang semasa dan seumuran Ma Jusih sudah tidak menunggu kiosnya lagi, melainkan anak bahkan cucunya yang menggantikan untuk menjaga kios langganannya.
Didi (23) cucu Ma’ Jusih sesekali ia suka mengantar neneknya tersebut untuk membeli keperluan dapur disaat musim kerja di sawah, munggahan dan sebelum hari raya tiba. Biasanya yang dibeli berupa cabe rawit, terasi, ikan asin, beberapa bumbu dapur, minyak sayur dan ikan pindang serta kue. Didi tak perlu repot untuk menunjukan kepada neneknya dimana saja tempat-tempat yang berjualan keperluan neneknya tersebut karena neneknya sudah tahu di mana tempat-tempat yang harus ia kunjungi, yang harus didi lakukan adalah menyiapkan sedikit tenaga untuk menjinjing dan tangan penuh dengan gantungan kantong pelastik berisi barang dan bahan yang sudah neneknya beli.
Begitu pula dengan ibunya Didi, setiap ia mengantar ibunya ke pasar pasti ke tempat-tempat yang biasa nenek pergi membeli keperluan dapur, di depan toko tersebut baik nenek atau pun ibu selalu bercengrama dan bergurau akrab dengan pedagang langganannya. Kondisi seperti itu menggambarkan seperti ada ikatan batin yang kuat antar keduanya dan setiap ada orang baru yang diajak berbelanja seperti Didi bahkan cucu pemilik toko tersebut pasti mereka perkenalkan dan diperkenalkan di kios tempat pasar yang kini terkena musibah kebakaran itu.
Inilah bangunan yang terbakar di pasar tradisional pagaden, terlihat orang-orang pemilik pasar sedang membersihkan puing-puing bangunan sisa kebakaran kemarin malam.

(Puing bangunan pasar sisa kebakaran)

(Pemilik pasar membersihkan puing reruntuhan bangunan pasar)


Kini pasar impress pagaden sudah hangus dan sebagian toko langganan nenek pun terbakar, akan tetapi di hati mereka rasa kekeluargaan dan kasih sayang tidak akan pernah terbakar seperti dahsyatnya api yang meluluhlantahkan bangunan pasar tradisional tersebut pada hari selasa pagi 27 Novvember 2012.

Tidak ada komentar: