Ditengah himpitan dan semakin
tergesernya pasar tradisional oleh swalayan dan mal-mal modern. Pasar
tradisional masih tetap eksis dan merupakan pilihan utama bagi masyarakat,
walaupun berbagai permasalahan dari mulai kebersihan dan kerapihan masih jadi
persoalan. Pasar tradisional merupakan tempat di mana orang bisa bertemu dan
menjalin hubungan silaturahmi yang panjang. Sebut saja Ma Jusih (83) seorang
nenek yang sudah tua tetapi dia masih mengenal para pedagang langganannya
bahkan cenderung “diwariskan” kenalannya tersebut kepada anak dan cucunya agar
setia untuk membeli kepada kios kenalannya tersebut. Begitu pula sebaliknya
biasanya para penjual kenalan yang semasa dan seumuran Ma Jusih sudah tidak
menunggu kiosnya lagi, melainkan anak bahkan cucunya yang menggantikan untuk
menjaga kios langganannya.
Didi (23) cucu Ma’ Jusih sesekali ia suka
mengantar neneknya tersebut untuk membeli keperluan dapur disaat musim kerja di
sawah, munggahan dan sebelum hari raya tiba. Biasanya yang dibeli berupa cabe
rawit, terasi, ikan asin, beberapa bumbu dapur, minyak sayur dan ikan pindang
serta kue. Didi tak perlu repot untuk menunjukan kepada neneknya dimana saja
tempat-tempat yang berjualan keperluan neneknya tersebut karena neneknya sudah
tahu di mana tempat-tempat yang harus ia kunjungi, yang harus didi lakukan
adalah menyiapkan sedikit tenaga untuk menjinjing dan tangan penuh dengan
gantungan kantong pelastik berisi barang dan bahan yang sudah neneknya beli.
Begitu pula dengan ibunya Didi, setiap
ia mengantar ibunya ke pasar pasti ke tempat-tempat yang biasa nenek pergi
membeli keperluan dapur, di depan toko tersebut baik nenek atau pun ibu selalu
bercengrama dan bergurau akrab dengan pedagang langganannya. Kondisi seperti
itu menggambarkan seperti ada ikatan batin yang kuat antar keduanya dan setiap
ada orang baru yang diajak berbelanja seperti Didi bahkan cucu pemilik toko
tersebut pasti mereka perkenalkan dan diperkenalkan di kios tempat pasar yang
kini terkena musibah kebakaran itu.
Inilah bangunan yang terbakar di pasar
tradisional pagaden, terlihat orang-orang pemilik pasar sedang membersihkan
puing-puing bangunan sisa kebakaran kemarin malam.
(Puing bangunan pasar sisa kebakaran)
(Pemilik pasar membersihkan puing reruntuhan bangunan pasar)
Kini pasar impress pagaden sudah hangus
dan sebagian toko langganan nenek pun terbakar, akan tetapi di hati mereka rasa
kekeluargaan dan kasih sayang tidak akan pernah terbakar seperti dahsyatnya api
yang meluluhlantahkan bangunan pasar tradisional tersebut pada hari selasa pagi
27 Novvember 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar