Kamis, 28 Mei 2009

ENDOMETRIOSIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu negara salah satunya ditentukan oleh suatu indikator yang disebut Indeks Pembangunan manusia (IPM) yang terdiri dari bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Untuk itu diharapkan kesehatan sebagai salah satu komponen terpenting indeks pembangunan dapat mengembangkan kinerja dan perhatiannya dalam memberi pelayanan kesehatan yang optimal kepada seluruh masyarakat.

Menuju INDONESIA SEHAT 2010, dalam bidang kesehatan dengan menekankan PARADIGMA SEHAT yang lebih mengedepankan usaha preventif (pencegahan) dan promotif (promosi). Usaha pencegahan dan promotif kesehatan mengarahkan masyarakat untuk mempertahankan kesehatan dengan upaya-upaya pencegahan baik terhadap faktor-faktor yang berhubungan maupun terhadap determinannya.

Endometriosis menyebabkan nyeri panggul yang kronis berkisar 70%, resiko untuk terjadi tumor ovarium 15-20%, angka kejadian infertilitas berkisar 30-40%, resiko berubah menjadi ganas 0,7-1%. Penelitian ini menggunakan teori regurgitasi menstruasi yang dikemukakan oleh Sampson (1927), bahwa: “Regurgitasi menstruasi senantiasa dialami oleh setiap perempuan pada masa menstruasi, tetapi hanya 10% yang mengalami kelainan yang disebut endometriosis”. Cukup tinggi tingkat dari endometriosis ini sehingga perlu adanya pembahasan yang harus dikaji secara menyeluruh.

1.2. Rumusan Masalah

Makalah ini akan mengangkat beberapa masalah, terdapat empat variabel yang menjadi fokus penelitian, dalam penelitian yang semuanya saya buat dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa itu endometriosis?

2. Bagaimana seseorang (wanita) bisa menderita endometriosis?

3. Bagaimana akibat dan dampak dari endometriosis?

4. Bagamana cara perawatan dan pencegahan endometriosis?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Makalah ini diajukan dengan maksud untuk memenuhi salah satu tugas individu, bertujuan untuk memperoleh gambaran dan kejelasan tentang:

1. Pengertian dari endometriosis,

2. Sebab-sebab yang dapat menimbulkan endometriosis,

3. Akibat dan dampak dari penyakit endometriosis,

4. Perawatan dan pencegahan endometriosis.

1.4. Metode Penulisan Makalah

Dalam metode penulisan makalah ini saya menggunakan metode literatur yaitu dengan cara mengumpulkan dan membaca berbagai sumber baik itu sumber pustaka maupun sumber internet yang dapat membantu dalam penyusunan makalah ini yang kemudian dianalisis dan dikaji secara mendalam mengenai latar belakang masalah dalam makalah ini.


1.5. Manfaat Penulisan Makalah

Kegunaan penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1) Aspek teoritis, makalah ini diharapkan dapat memperkuat teoritis mengenai teori regulasi bahwa regurgitasi menstruasi senantiasa dialami oleh setiap perempuan pada masa menstruasi, tetapi hanya 10% yang mengalami kelainan yang disebut endometriosis.

2) Aspek Praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu tuntunan bagi kita atau masyarakat khususnya penulis dan pembaca agar dapat memahami dan mengetahui tentang penyakit endometriosis sehingga dapat tercegah dari gangguan endometriosis pada wanita.


BAB 2

ENDOMETRIOSIS

2.1. Pengertian Endometriosis

Endometriosis berasal dari bahasa latin yaitu dari endo artinya di dalam, dan metra yang artinya kandungan, yaitu kondisi medis dalam kewanitaan dimana sel endometrial tersimpan pada rongga luar kandungan. Rongga tersebut dilapisi oleh sel endometrial karena pengaruh dari hormon wanita sehingga hal inilah yang dinamakan endometriosis dan gejala akan memburuk ketika wanita tersebut dalam keadaan haid yaitu akibat dari kelainan ginekologis yang menimbulkan keluhan: nyeri haid, nyeri saat senggama, pembesaran ovarium dan infertilitas.

Endometriosis is a common health problem in women. It gets its name from the word endometrium, the tissue that lines the uterus (womb). In women with this problem, tissue that looks and acts like the lining of the uterus grows outside of the uterus in other areas. These areas can be called growths, tumors, implants, lesions, or nodules. http://www.scribd.com/doc/2425585/Endometriosis-Treatment

Gambar 1: Classification and external resources

(http://en.wikipedia.org/wiki/Endometriosis)

Endometriosis (from endo, "inside", and metra, "womb") is a medical condition in women in which endometrial cells are deposited in areas outside the uterine cavity. The uterine cavity is lined by endometrial cells, which are under the influence of female hormones. Endometrial cells deposited in areas outside the uterus (endometriosis) continue to be influenced by these hormonal changes and respond similarly as do those cells found inside the uterus. Symptoms often exacerbate in time with the menstrual cycle. http://en.wikipedia.org/wiki/Endometriosis

Sedangkan menurut Dorland dalam Kamus Kedokteran bahwa:

Endometriosis adalah penyimpangan pembentukan jaringan yang mengandung granola endometrium khusus dan rongga panggul atau daerah tubuh lain. Ks. Endometriotic. E. Externa, Endomtriosis. E. Interna, adenomiosis. Ovarian E., yang terdapat pada ovarium, dalam bentuk pulau-pulau superfisisal yang kecil atau kista epitel dengan berbagai ukuran. (1998: 382)

Jadi endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser. “Endometriosis sering ditemukan pada usia reproduksi, namun terdapat juga pada remaja dan wanita pascamenopause yang mendapat terapi hormonal” Mansjoer (2001: 381).

Gambar 2: Endometriosis, pada dinding abdominal

(http://en.wikipedia.org/wiki/Endometriosis)

Infeksi vagina Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.

Penanganan endometriosis baik secara medika mentosa maupun operatif tidak memberikan hasil yang memuaskan disebabkan patogenesis penyakit tersebut belum terungkap secara tuntas. Keberhasilan penanganan endometriosis hanya dapat dievaluasi saat ini dengan mempergunakan laparoskopi. Laparoskopi merupakan tindakan yang invasive dan memerlukan ketrampilan operator, biaya tinggi dan kemungkinan dapat terjadi komplikasi dari yang ringan sampai berat. Alasan yang dikemukakan tadi menyebabkan banyak penderita endometriosis yang tidak mau dilakukan pemeriksaan laparoskopi untuk mengetahui apakah endometriosis sudah berhasil diobati atau tidak. Masalah ini dicari jalan keluar dengan mempergunakan pemeriksaan penunjang yang tidak invasif.

“Endometriosis menyebabkan nyeri panggul yang kronis berkisar 70%, resiko untuk terjadi tumor ovarium 15-20%, angka kejadian infertilitas berkisar 30-40%, resiko berubah menjadi ganas 0,7-1%” http://www.scribd.com/doc/13100160/d070302tejodrendometriosisxxxabb

Konsensus terbaru dikemukakan bahwa endometriosis merupakan suatu proses inflamasi kronis pada pelvis yang disertai peningkatan fungsi sel immunologi dalam zalir peritoneal yang tidak lazim, hal tersebut berhubungan erat dengan pertumbuhan dan perkembangan endometriosis.

2.2. Sebab-Sebab Timbulnya Endometriosis

Gangguan respon immunologi pada penderita endometriosis dapat merupakan akibat dari penyakit itu atau dapat pula sebagai sebab. Pada zalir peritoneal endometriosis terdapat peningkatan jumlah makrofag yang teraktivasi. Peningkatan aktivitas makrofag tersebut ditandai dengan peningkatan sekresi makrofag yaitu sitokin dan growth factor. Sekresi growth factor oleh makrofag akan menurunkan aktivitas sel natural killer, meningkatkan angiogenesis dan fibrosis, serta menginduksi sel endometrial untuk berproliferasi. Peningkatan sitokin tersebut sangat erat hubungannya dengan implantasi sel endometrial, pertumbuhan dan perkembangan menjadi endometriosis, selain dari penderita ini biasanya terdapatnya pola makan yang tidak sehat dan yaitu ketidak cukupan antara vitamin dan mineral.

Pengalaman klinis baik di Indonesia maupun di luar negeri menunjukkan bahwa penanganan kasus endometriosis memerlukan biaya yang cukup tinggi. Tingginya biaya tersebut sangat dirasakan terutama oleh para penderita di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Keberhasilan penanganan endometriosis merupakan persyaratan utama untuk mengatasi akibat yang lebih berat yaitu masalah infertilitas. Tindakan laparoskopi kedua saat ini merupakan satu-satunya cara untuk mengetahui keberhasilan pengobatan endometriosis, karena laparoskopi kedua tersebut merupakan tindakan yang invasif, memerlukan biaya tinggi, memerlukan ketrampilan operator, dan dapat menimbulkan komplikasi mulai dari ringan sampai berat. Laparoskopi kedua tersebut sekalipun sangat diperlukan, tetapi banyak ditolak oleh para penderita. Banyak penelitian ditujukan untuk mencari penyelesaian yang tepat guna mengevaluasi keberhasilan pengobatan endometriosis dengan tindakan yang tidak invasif.

Penelitian ini menggunakan teori regurgitasi menstruasi yang dikemukakan oleh Sampson (1927). Regurgitasi menstruasi senantiasa dialami oleh setiap perempuan pada masa menstruasi, tetapi hanya 10% yang mengalami kelainan yang disebut endometriosis.

http://www.scribd.com/doc/13100160/d070302tejodrendometriosisxxxabb

Pada kondisi ini, sel endometriotik yang terbawa oleh darah menstruasi masuk ke dalam kavum peritonii dan merubah lingkungan mikro zalir peritoneal yang mengakibatkan sel endometriotik tersebut bertumbuh dan berkembang menjadi endometriosis. Sitokin merupakan protein atau glikoprotein spesifik yang dikeluarkan ke lingkungan ekstraseluler. Dalam lingkungan ekstraseluler, sitokinin dapat mempengaruhi di dalam selnya sendiri (aktivitas autokrin) atau pada sel yang berdekatan (aktivitas parakrin). Sebagian sitokin dapat beredar atau melintasi ruangan di dalam tubuh dan berpengaruh pada aktivitas endokrin. Kerja sitokin serupa dengan hormon yang melalui reseptor pada permukaan sel sasaran. Atas dasar kerja sitokin tersebut maka pada penelitian ini dilakukan pula pemeriksaan sitokin di dalam serum penderita endometriosis dan non-endometriosis.

Perubahan lokal dalam zalir peritoneal penderita endometriosis dievaluasi melalui kadar sitokin dalam serum penderita. Perubahan lokal dalam zalir peritoneal penderita endometriosis dievaluasi melalui kadar sitokin dalam serum penderita.

2.3. Gejala dan Akibat dari Penyakit Endometriosis

Gejalanya biasanya sakit terhadap pinggul yang sangat nyeri akibatnya akan mempengaruhi tingkah laku penderita, rasa mual sehingga ingin muntah, ketidak teraturan masa menstrulasi, berat badan turun, merasa lelah. Akibat dari penyakit ini diantaranya menyebabkan; sakit panggul (pelvic pain) , kram saat haid (dysmenorrheal), sakit punggung pada awal sebelum menstrulasi satu atau dua hari sebelumnya (chronic pelvic pain), sakit ketika berhubungan seks dengan pasangan,mengalami sakit dubur (dyspareunia), terasa sakit ketika bergerak (dyschezia) dan susah buang air kecil. Selain dari itu akibat dari endometriosis menyebabkan Ketidaksuburan/Kemandulan, sudahkah endometriosis. Antar 20% sampai 40% tidak subur/gersang karena mempunyai endometriosis.

Approximately 30 to 40 percent of women with endometriosis have trouble getting pregnant. The cause of endometriosis is not known. There are, however, several theories. One theory links endometriosisto a problem with the immune system. A weakness in the immune system may allow endometrial tissue to take root and grow outside the uterus.

http://www.scribd.com/doc/2425585/Endometriosis-Treatment

Selain dari itu endometrial dapat berakibat pendarahan pada bagian dalam vagina wanita, pada saat awal menstrulasi dan selalu mengalami pendarahan setelah berhubungan intim dengan pasangan.

Endometriosis is typically seen during the reproductive years; it has been estimated that it occurs in roughly 5% to 10% of women.[1] Symptoms depend on the site of implantation. Its main but not universal symptom is pelvic pain in various manifestations. Endometriosis is a common finding in women with infertility. http://en.wikipedia.org/wiki/Endometriosis

Endometriosis ini dialami atau diderita sepanjang tahun sehingga mempunyai kekhasan tersendiri pada refroduktif dan diperkirakan 5% sampai 10% wanita menderita endometriosis dan pada umumnya endometriosis ini menyebabkan kemandulan pada rahim wanita, karena endometriosis dapat mendorong kearah adhesi dan distorsi anatomis karena endometriosis yang merugikan embrio (gametes or embryos) yang pada akhirnya menyebabkan kemandulan.

Gambar 3: endometriotic lesions at the peritoneum of the pelvic wall (luka endometriosis pada selaput dinding rahim yang menyebabkan sakit panggul).

(http://en.wikipedia.org/wiki/Endometriosis)

Gambar 4: Micrograph of the wall of an endometrioma. All features of endometriosis are present (endometrial glands, endometrial stroma and hemosiderin-laden macrophages. H&E stain.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Endometriosis)

Dinding micrograph dari suatu endometrioma yang menyebabkan kelenjar endometriosis, endometrial storma dan hemosiderin-laden makropage yang menyebabkan noda pada endometriosis.

Gambar 5: Endoscopic image of endometriotic lesions in the Pouch of Douglas and on the right sacrouterine ligament.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Endometriosis)

Terlihat pada gambar pada Kantong Douglas dan pada sisi kanan sacrouterine ikatan sendi yang menyebabkan sakit panggul ketika melakukan gerak pada bahu kanan tepatnya sebelum dan ketika terjadinya menstrulasi dan berdampak kepada paru-paru yaitu sesak pada napas.

Gambar 6: Endoscopic image of a ruptured chocolate cyst in left ovary.

(suatu bisul yang berwarna coklat yang pecah di indung telur sebelah kiri)

(http://en.wikipedia.org/wiki/Endometriosis)

Masih banyak perempuan yang mengganggap nyeri haid sebagai hal yang biasa, mereka beranggapan 1-2 hari sakitnya akan hilang. Padahal nyeri haid hebat bisa menjadi tanda gejala endometriosis yang bisa mengakibatkan sulitnya punya keturunan.

http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0702/26/103728.htm

Hal inilah yang menyebabkan rasa sakit pada panggul dan ketidak suburban terhadap rahim wanita sehingga mengakibatkan kemandulan dan sangat sulit untuk operasi.

2.4. Perawatan dan Pencegahan Penyakit Endometriosis

Dalam mengalami permasalahan ini sebaiknya pasien berkonsultasi ke dokter, selain dari itu dalam rangka untuk mengurangi rasa sakit akibat dari endometriosis ini diantaranya mengatur pola makan yang alami sehingga dapat membantu mengurangi gejala yang disebabkan oleh endometriosis. Apalagi bagi perempuan yang menderita penyakit ginjal, hati atau permasalahn pada jantung hal ini haruslah diperhatikan.

Adapun aturan dan pola makan baik itu vitamin maupun mineral untuk penderita endometriosis diantaranya:

Vitamin:

a. Vitamin B: biotin, choline, cobalamin, cuka folic, inositol, niacin, PABA, cuka panthothenic, pyridoxine, dan riboflavin – Tiap-Tiap kandungan vitamin B dalam keluarga mengandung karbohidrat, protein untuk tubuh. Cuka Folic penting sekali karena dapat mendistribusikan oksigen ke jaringan/jika mengurangi kekurangan pada bagian tertentu, dan vitamin B dapat mencegah anemia. B vitamins juga membantu mencegah meningkatnya emosional yang disebabkan oleh endometriosis.

b. Vitamin C: membantu membangun dan memelihara collagen didalam tubuh, sehingga membantu kekebalan tubuh dan tahan terhadap penyakit. Namun tidak semua vitamin C yang terkandung dalam buah-buahan baik untuk penderita endometriosis karena ada juga yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri pada badan. “Caution: Although fruit is an excellent source of vitamin C, it also contains bioflavinoids that can mirror estrogen effects on the body and cause severe cramping” http://www.scribd.com/doc/2425585/Endometriosis-Treatment

c. Vitamin E: membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Karena kandungan selenium yang dapat mengurangi radang endometriosis. Vitamin E tidak dibutuhkan bagi wanita yang menggunakan alat pencegahan pembekuan darah.

Mineral:

a. Kalsium: harus dipenuhi secara teratur yaitu dua minggu sebelum datangnya menstrulasi, karena kalsium dapat mencegah terjadinya sakit kepala, keram pada otot, dan sakit pinggul, karena kalsium mengandung vitamin D yang diserap oleh tubuh dan diutamakan dalam memenuhi kalsium harus mengandung vitamin D.

b. Zat Besi: selama menstrulasi perempuan harus terjaga dari kebutuhan zat besi, khususnya penderita endometriosis yaitu 30 mg setiap hari, untuk mencegah kelelahan yang menyebabkan pingsan pada penderita endometriosis.

c. Kalium: membantu kelenturan otot dan membantu kinerja hati dan jantung dan membantu aliran darah dan menjaga diarrhea selama penderita mengalami menstrulasi sehingga jika Kaliumnya mencukupi dapat mencegah dari bengkak dan kelelahan.

d. Magnesium: Membantu membebaskan rasa nyeri ketika haid. Karena kekurangan Magnesium dapat menyebabkan keram otot ketika haid.

e. Zinc: membantu dalam reproduksi sel yang sangat penting untung enzim, dapat mempengaruhi kondisi emosi terhadap penderita endometriosis dengan herbal terapy untuk menjaga peredaran darah dan menyeimbangkan hormonal terhadap penderita endometriosis.

f. Minyak Bunga Mawar: mengandung zat asam yang banyak untuk produksi prostaglandin E1 yang baik untuk penderita endometriosis, namun minyak ini tidak digunakan ketika memperbaiki atau mengobati endometriosis yang parah.

g. Vitex agnus castus: ini adalah tanaman atau jenis jamu yang berkhasiat untuk membebaskan dari kegelisahan selama menstrulasi pada penderita endometriosis, namun terdapat pula kontroversi mengenai khasiat jamu ini manjur.

h. Cimicifugae racemosae rhizome: tanaman ini berkhasiat untuk perbaikan dymenorrhea yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada penderita.

i. Dandelion Tea: berkhasiat mengurangi adema dan bengkak pada penderita dan membantu dalam membebaskan buntu tulang panggul atau nyeri pada tulang pinggul.

j. Colic root: berkhasiat untuk meredakan otot dari gejala akibat endometriosis

k. Dong Quai: tanaman jamu yang berkhasiat dalam membantu membebaskan dysmenorrheal. Constipation, discomfort/pain dan anemia yang berhubungan dengan endometriosis, namun tanaman ini tidak mencega pembekuan darah sehingga meningkatkan resiko pendarahan.

Dengan apa yang telah dikemukakan diatas khususnya untuk penderita endometriosis bukanlah satu-satunya perawatan alternatif terhadap wanita yang menderita penyakit endometriosis, namun juga ada dengan pijatan dalam alternatif mengobati endometriosis tetapi yang lebih jelas harus sering berkonsultasi pada ahlinya karena menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang, Fadjar Siswanto, mengatakan bahwa:

orang yang terkena kasus endometriosis sulit untuk sembuh total. Meski telah dioperasi, tingkat kekambuhan penyakit itu tergolong tinggi sehingga memerlukan pengawasan yang ketat. Penanganan penyakit ini biasanya dua macam, yaitu dengan operasi dan dengan terapi hormon. Biasanya dokter menerapkan keduanya, tergantung tingkat keparahan penyakit. Namun, selama ini belum ada standar penanganan yang sama di antara dokter spesialis kandungan. http://www.scribd.com/doc/12769388/20jan09-kompas-nyeri-haid-bisa-jadi-gejala-endometriosis

Dari uraian kutipan diatas dapatlah disimpulkan bahwa dalam penanganan endometriosis ini tidaklah mudah sehingga dalam mencegah hal tersebut seorang wanita harusnya menjaga pola makan mengenai asupan vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh.

BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser. Disebabkan gangguan respon immunologi yang mengakibatkan sakit panggul, kram saat haid, Sakit punggung pada awal sebelum menstrulasi satu atau dua hari sebelumnya, Sakit ketika berhubungan seks dengan pasangan,mengalami sakit dubur, terasa sakit ketika bergerak.

Selain dari itu akibat dari endometriosis menyebabkan ketidaksuburan/ kemandulan, sudahkah endometriosis. Antara 20% sampai 40% tidak subur/gersang karena mempunyai endometriosis. Sehingga dalam perawatan dan pencegahannya seorang penderita endometriosis harus mengatur pola makan secara alami dari vitamin dan mineralnya.

3.2. Saran

Seorang wanita yang mengalami ciri-ciri seseorang mengidap penyakit endometriosis hendaknya memeriksakan diri kepada dokter atau ahlinya, selain itu untuk perawatan dan pencegahan seorang penderita endometriosis haruslah mengikuti saran dokter dan mengikuti aturan pola makan yang alamiah dalam memenuhi vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.


DAFTAR PUSTAKA

Dorland. (1998). Kamus Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Mansjoer, Arif et al. (2001). Kapita Selekta Kedokteran: edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius.

Oepomo, Tedja Danudja. (2006). Kandungan TNF-α dalam Zalir Peritoneal dan dalam Serum Penderita Endometriosis [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/13100160/d070302tejodrendometriosisxxxabb [18 Mei 2009]

www.scribd.com. (2009). Endometriosis Treatment [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/2425585/Endometriosis-Treatment [18 Mei 2009]

www.wikipedia.com. (2009). Endometriosis [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Endometriosis [18 Mei 2009]


LAMPIRAN

Penjalaran Endometriosis pada bagian dalam sekitar rahim dan ovum

(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwF40ZubYEJIqHomsKMl2AQ2bIuHSqn43YAj6IbDeKZWGo7F0U4yLBQ4_KAsX486pNOlTQQm6rW3PV5XKFj92GB4O2kz_lFWO4jHSf1nrFaMB8Qq3F2ZwxolFz6JtpIwQCWUy0LG2JkxfQ/s400/endoillustration1.jpg)

Cara Pembedahan yang dilakukan dokter dalam penanganan endometriosis

(http://www.sunnycrittenden.com/gallery/main.php?g2_view=core.DownloadItem&g2_itemId=3993&g2_serialNumber=1)

Endometriosis yang nampak pada bagian bladder (kantung kemih) yang mengkibatkan susah buang air (miksi) karena sakit sehingga perlu digunting dengan melalui operasi.

(http://headworths.files.wordpress.com/2008/11/endo.jpg)

Tidak ada komentar: