Sabtu, 26 Maret 2011

PIKIRAN RAKYAT: RUMAH PRIBADI EEP HIDAYAT DI GEREBEK

SUBANG, (PRLM).- Rumah pribadi Bupati Subang Eep Hidayat yang terletak di Jalan Sompi, Kel. Cigadung, Kec. Subang digrebek tim penyidik dari Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Kamis malam (24/3). Dalam kesempatan itu, tim penyidik sempat mengobrak-abrik rumah Eep dan menganiaya penjaganya. Selain itu, mereka juga menyita kartu memori dari kamera seorang wartawan lokal.

Sejauh ini belum diketahui apakah Eep ditangkap atau tidak dalam aksi penggrebakan itu. Sebab pihak Kejaksaan belum memberikan keterengan resmi mengenai hal tersebut.

Menurut keterangan saksi mata, Budi Santosa, yang juga berprofesi sebagai wartawan harian lokal, para penggrebek diperkirakan berjumlah 15 orang. Mereka rata-rata mengenakan pakaian preman dan bertopi pet, hanya satu yang berbaju safari.

Dikatakan, aksi penggrebekan itu berlangsung brutal. Pihak Kejaksaan yang melibatkan puluhan orang berbadan tegap, langsung menyerbu ke dalam rumah.

Setalah telah itu, lanjut Budi, mereka menggeledah semuar ruangan rumah. Bahkan istri dan tiga anak Eep dikumpulkan di ruang tengah dan diperintahkan untuk tidak bergerak.

"Semua anak Pak Eep menangis meraung-raung. Mereka terlihat ketakutan melihat sejumlah orang berpakaian tegap hilir mudik di dalam ruangan sambil menenteng sejata api," ujar Budi, saat ditemui di ruang Intelkam Kepolisian Resort Subang,’ Jumat (25/3).

Dikatakan juga, sebagai seorang wartawan, dirinya sempat memotret situasi tersbut. Bahkan dia pun sempat mengabadikan sejumlah wajah pembawa sejata dan empat mobil yang mereka bawa.

Namun, tak lama berselang, kamera miliknya dirampas oleh seorang penggrebek sambil mengatakan "Kamu siapa, bawa pistol tidak". Pertanyaan itu sontak membuat Budi kaget dan terpaksa menyerahkan kamera kepada orang itu.

"Mereka mengobrak-abrik rumah Pak Eep sekira 30 menit. Kamera saya pun dikembalikan melalui seorang warga. Tapi saat diperiksa, karu memori dan satu batre yang ada di dalam kamera telah hilang," kata Budi.

Sementara itu, salah seorang saksi mata lainnya, Zaenal Abidin alias Epid mengatakan, saat peristiwa berlangsung dirinya sedang mendapat tugas dari Eep Hidayat untuk menjaga rumah pribadinya di Jalan Sompi."Pak Eep merasa khawatir atas keselamat keluarganya karena empat hari lalu mendapat teror melalui SMS," ujar Epid, saat ditemui di ruang IGD RSUD Subang.

Menurut dia, tim dari kejaksan itu berjumlah lebih kurang 35 orang. Mereka datang dengan menggunakan delapan kedaraan yang diparkir di sekitar rumah Eep.

Dikatakan, saat tim Kejati datang pihaknya sempat menanyakan surat penangkapan. Tetapi dia malah dibentak dan dianggap akan menghalang-halangi proses hukum. "Setalah itu saya diringkus, tangan saya diborgol. Kerena menolak dibawa masuk ke dalam mobil saya digusur hingga jatuh," kata dia.

Tak lama setelah itu, lanjut Epid, dia dibawa berkeling Kota Subang hingga akhirnya digiring ke ruang Kepala Kejaksaan Negeri Subang. Di tempat itu dia diintograsi seputar keberedaaan Eep Hidayat.

Tim dari Kejati juga menanyakan jumlah rumah Eep dan alamatnya di mamana saja."Karena yang saya tahu Pak Eep memiliki tiga rumah ya saya jawab seadannya," kata Epid.

Namun, lanjut Epid, mereka tidak percaya. Setelah itu dirinya dihajar oleh seorang berbadan tegap dan berkulit hitam, hingga dadanya terasa sesak.

Sebelum dilepas, sambuh Epid, dirinya dipaksa membawa Surat Perintah Penggeledahan/Penyegelan/Penyitaan dan Penitipan dari Kejati atas tersangka Eep Hidayat bernomor Print-254a/O.2.5/Fd.1/03/2011 yang ditandatangani Aspidsus Slamet Riady S.H.,M.H., atas nama Kejati Jawa Barat Sugianto. "Dari surat itu dketahui jaksa yang diperintahkan

menggerebak rumah Pak Eep berjumlah 10 orang. Namun yang datang ada 35 orang dan rata-rata berbadan tegap," kata dia.

Saat di Sompi, kata Epid, mereka sempat mengatakan Eep kini menjadi DPO dan bisa ditembak di tempat. Bahkan, orang-orang yang menghalang-halangi poses penangakapan Eep pun diancam terkena pidana.

Dihubungi terpisah Kepala Kepolisian Resort Subang Ajun Komisaris Besar Dadang Hartanto melalui Kepala Satuan Intelkam, Ajun Komisaris Asep Hamim mengatakan, pihaknya tidak mengetahui bakal ada penggrebekan ke rumah Eep Hidayat. "Tidak ada koordinasi akan hal itu dan memang tidak diharuskan," ujar Asep.

Sementara itu sejumlah warga masyarakat yang melihat aksi penggerebakan itu mengatakan, pihak Kejati sepertinya melibatkan unsur TNI saat menggrebek rumah Eep. Sebab dua unit kendaraan yang diparkir di sekitar rumah Eep merupakan kendaraan dinas TNI. (A-106/kur)

Tidak ada komentar: